Kalkulator Kematian dengan Kecerdasan Buatan

Kalkulator Kematian dengan Kecerdasan Buatan

SGAINFO.com – Kalkulator Kematian dengan Kecerdasan Buatan

Bayangkan mengetahui tanggal kematian Anda sendiri. Kedengarannya menakutkan? Atau malah bisa menjadi introspeksi diri? Tentunya Anda akan memiliki perasaan campur aduk.

Nah, ini bukan sesuatu yang diambil dari plot film, tapi bisa benar-benar terjadi.

Rumah sakit di Inggris berencana menggunakan kalkulator kematian dengan kecerdasan buatan (AI) untuk memberi tahu pasien perkiraan tanggal kematian mereka.

Program ini disebut estimasi risiko AI-ECG atau AIRE. Dikembangkan para peneliti di Imperial College London dan Imperial College Healthcare NHS Trust dan dipublikasikan di Lancet Digital Health, teknologi ini bisa mendeteksi tanggal kematian seseorang.

Kalkulator kematian AI atau AIRE


Kalkulator AI menggunakan rekaman elektrokardiogram (EKG) untuk memprediksi secara akurat pasien mana yang mengalami penyakit baru, penyakit yang lebih parah, atau yang kemudian meninggal.

Para peneliti mengatakan model tersebut dapat melihat dan memahami pola EKG dengan lebih rumit dan lebih sempurna daripada yang dapat dilakukan seorang ahli jantung.

Para ahli jantung menggunakan pengalaman dan pedoman standar saat melihat EKG, mengurutkannya menjadi pola ‘normal’ dan ‘abnormal’ untuk membantu mendiagnosis penyakit.

“Namun, model AI mendeteksi detail jauh lebih halus, sehingga dapat ‘menemukan’ masalah dalam EKG yang tampak normal bagi kita, dan berpotensi jauh sebelum penyakit berkembang sepenuhnya,”

Dr Arunashis Sau, dosen klinis akademis di Institut Jantung dan Paru Nasional Imperial College London,

dan spesialis kardiologi di Imperial College Healthcare NHS Trust, yang juga memimpin penelitian tersebut mengatakan dalam sebuah pernyataan resmi.

Kalkulator kematian AI atau AIRE mampu mengidentifikasi dengan benar risiko kematian dalam sepuluh tahun setelah EKG (dari tinggi ke rendah) dalam 78% kasus.

“Sistem ini dapat memprediksi risiko kesehatan di masa mendatang seperti masalah irama jantung, serangan jantung dan gagal jantung,

serta kapan seseorang akan meninggal karena penyebab yang tidak terkait jantung.

Para peneliti menemukan bahwa sistem ini dapat memprediksi risiko ini dengan tingkat akurasi yang tinggi,” kata para peneliti.

Dapat memperhitungkan variasi individu

Kalkulator kematian AI, yang memperkirakan harapan hidup berdasarkan masukan data seperti usia,

gaya hidup, kondisi kesehatan, dan demografi, tidak sepenuhnya dapat di andalkan.

Kalkulator ini menggunakan algoritme yang di latih pada data historis untuk memberikan perkiraan berapa lama seseorang dapat hidup.

Namun, kalkulator ini memiliki keterbatasan yang signifikan. Harapan hidup di pengaruhi oleh banyak faktor yang tidak dapat di prediksi

seperti kecelakaan, penyakit mendadak, dan perubahan dalam perawatan medis.

Selain itu, keakuratan prediksi ini bergantung pada kualitas dan kelengkapan data yang di gunakan untuk melatih AI.

Meskipun kalkulator kematian AI dapat memberikan perkiraan kasar atau wawasan tentang risiko kesehatan,

namun tidak dapat memperhitungkan variasi individu atau kemajuan di masa mendatang dalam bidang kedokteran dan teknologi yang dapat memperpanjang hidup.

Selain itu, kalkulator ini sering kali mengabaikan faktor emosional, psikologis, dan sosial, yang juga berperan dalam umur panjang.

Kalkulator kematian AI harus di gunakan dengan hati-hati dan sebagai panduan umum, bukan prediksi absolut. Kalkulator ini dapat berguna untuk menyoroti tren kesehatan atau mendorong gaya hidup lebih sehat,

tetapi tidak memiliki ketepatan yang di anggap benar-benar dapat di andalkan untuk prediksi harapan hidup individu.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *