SGAINFO.com – Tikus Belajar Mengemudi. Para ilmuwan mengajarkan tikus untuk mengemudikan mobil kecil di laboratorium. Proyek ini memberikan wawasan penting tentang hubungan antara antisipasi kebahagiaan dan hal-hal yang kita sukai.
Tikus-tikus ini mengemudikan mobil dari wadah plastik sereal yang di modifikasi. Dengan memegang kawat kecil sebagai pedal gas, mereka dapat menggerakkan mobil menuju hadiah berupa sereal Froot Loops. Tikus yang tinggal di lingkungan kaya, seperti yang memiliki mainan, ruang luas, dan teman, lebih cepat belajar di bandingkan tikus yang hidup di kandang biasa. Penemuan ini mendukung teori bahwa lingkungan kompleks meningkatkan neuroplastisitas atau kemampuan otak beradaptasi.
Mobil Tikus yang Lebih Canggih
Setelah penelitian awal di publikasikan, proyek ini mendapat perhatian luas. Para ilmuwan kemudian mengembangkan mobil tikus yang lebih canggih. Dengan bantuan profesor robotika John McManus, mobil ini memiliki fitur seperti kabel tahan gigitan, ban tahan rusak, dan tuas ergonomis.
Meski tikus biasanya lebih menyukai elemen alami seperti tanah dan ranting, proyek ini tetap menarik karena menunjukkan kemampuan tikus beradaptasi dengan tugas yang tidak alami, seperti mengemudi.
Motivasi Tikus untuk Mengemudi
Tikus-tikus ini menunjukkan motivasi tinggi untuk pelatihan mengemudi. Mereka sering melompat ke mobil bahkan sebelum mobil bergerak. Menggunakan metode operant conditioning, para ilmuwan melatih tikus secara bertahap, mulai dari naik mobil hingga mengarahkan kendaraan menuju tujuan tertentu.
Pelajaran Selama Pandemi Covid-19
Pada musim panas 2020, di tengah isolasi emosional akibat pandemi, para peneliti menemukan tikus menunjukkan perilaku antusias. Tikus yang di latih mengemudi berlari ke sisi kandang, seperti anjing yang siap di ajak jalan-jalan. Fenomena ini menimbulkan pertanyaan: Apakah tikus merasakan kebahagiaan serupa dengan manusia?
Penelitian menunjukkan emosi positif, termasuk antisipasi kebahagiaan, memainkan peran penting dalam kesehatan manusia dan hewan. Penemuan ini menginspirasi tim untuk mempelajari bagaimana pengalaman positif membentuk fungsi otak.
Program “Wait For It”
Bersama rekan postdoktoral Kitty Hartvigsen, peneliti merancang protokol baru bernama “Wait For It.” Tikus di latih menunggu sebelum menerima hadiah, seperti menunggu 15 menit setelah blok Lego di letakkan di kandang mereka. Dalam tes lain, mereka menunggu di kandang transportasi sebelum bermain di taman tikus. Mereka juga di beri tantangan seperti membuka kulit biji bunga matahari sebelum memakan isinya.
Hasil awal menunjukkan tikus yang di latih menunggu cenderung memiliki gaya kognitif lebih optimis. Mereka juga lebih baik dalam tugas kognitif dan lebih berani dalam memecahkan masalah. Peneliti menemukan bahwa pengalaman positif dapat mengubah kimia otak serupa dengan efek obat-obatan.
Dampak Penelitian
Penelitian ini membuka wawasan baru tentang bagaimana pengalaman positif dan antisipasi kebahagiaan memengaruhi otak. Tidak hanya relevan untuk hewan, temuan ini juga menawarkan pelajaran penting bagi manusia untuk meningkatkan kualitas hidup.